APAKAH ANDA?........

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apakah Anda merasa kesulitan dalam membuat Skripsi, Tesis, Disertasi, PTK, atau Karya Tulis Ilmiah. Sudah berapa banyak biaya dan waktu yang dikeluarkan?
Qasada Research Solution, menawarkan cara agar lebih mudah, lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Bagi Anda yang akan melakukan penelitian sendiri, kami menawarkan referensi jurnal ilmiah. Dengan modal Rp. 100.000,- Anda dapat memesan 10 referensi yang dikehendaki; suatu jumlah referensi yang memadai dalam suatu penelitian. Bagi Anda yang tidak sempat mengerjakan sendiri, kami siap membantunya khusus untuk penelitian bidang pendidikan, manajemen, dan kebijakan serta KTI Kebidanan.

Wassalam
matsahudi@yahoo.com
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PANDANGAN DUNIA PENGARANG DALAM NOVEL TRILOGI: JENDELA-JENDELA, PINTU, DAN ATAP KARYA FIRA BASUKI. INA05SUCI

Karya sastra merupakan refleksi zaman yang mewakili pandangan dunia pengarang, tidak sebagai individu melainkan anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Pandangan dunia pengarang merupakan interaksi dari pandangan pengarang dengan kelompok sosial masyarakat di sekitar pengarang. Novel trilogi
Jendela-jendela, Pintu dan Atap adalah karya sastra yang membawa nilai-nilai sosial budaya dan kehidupan sosial yang biasa terjadi dalam masyarakat. Hal tersebut digambarkan dengan masalah yang dihadapi tokoh utama sebagai tokoh problematik dan solusi yang ditawarkan pengarang melalui pandangannya, karena karya sastra merupakan cermin kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal inilah peneliti tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah konteks sosial novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap, (2) bagaimanakah latar belakang kehidupan sosial budaya pengarang novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap, dan (3) bagaimanakah pandangan dunia pengarang yang terefleksi dalam novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap. Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konteks sosial novel, latar belakang kehidupan sosial budaya pengarang yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarang, dan pandangan dunia pengarang yang terefleksi dalam novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan teori strukturalisme genetik dari Lucien Goldmann. Sasaran penelitian ini adalah konteks sosial yang terdapat dalam novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap, pengaruh latar belakang kehidupan sosial budaya pengarang yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan oleh pengarang, dan pandangan dunia pengarang yang terefleksi dalam novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap. Sumber data penelitian ini adalah novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dialektik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap memiliki tokoh utama sebagai tokoh problematik bernama June Larasati Subagio (June) dan Djati Suryo Wibowo Subagio (Bowo), memiliki latar cerita di Indonesia, Amerika Serikat dan Singapura. Adapun tema cerita novel trilogi tersebut adalah kehidupan sosial dalam masyarakat yang meliputi kehidupan sosial masa sekolah, masa pekerjaan, dalam rumah tangga, ekonomi dan budaya. Masalah-masalah yang terdapat dalam novel trilogi Jendela-jendela, Pintu dan Atap karya Fira Basuki mempunyai hubungan yang erat dengan latar belakang kehidupan sosial budaya pengarang saat novel tersebut diciptakan oleh pengarang. Dari analisis diatas diperoleh, pandangan dunia pengarang tentang perselingkuhan, ekonomi, budaya, dan politik serta berupa solusi-solusi atas permasalahan yang dihadapi June dan Bowo, sebagai tokoh problematik. Masalah perselingkuhan tidak harus diselesaikan dengan perpisahan atau perceraian. Yang terpenting adalah komunikasi yang baik, adanya saling pengertian, tidak melakukan kesalahan yang sama. Perselingkuhan kadang terjadi bukan karena keinginan diri sendiri, namun ada faktor-faktor lain, seperti kesibukan suami sehingga isteri merasa kesepian, trauma karena keguguran dan adanya peluang sehingga perselingkuhan terjadi.
Berdasarkan temuan tersebut, saran yang penulis sampaikan adalah agar para mahasiswa dapat melakukan penelitian lanjutan dari unsur dan pendekatan yang berbeda untuk menambah pengetahuan dan keanekaragaman penelitian sastra.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons