Pada umum guru dan dosen terjerat pada kebiasaan berhutang pada lembaga perkreditan formal, bisa berbentuk kredit uang dan atau barang. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari kuatnya pengaruh globalisasi, sehingga mereka terjerat pada Agama Pasar, budaya konsumsi, dan budaya tontonan. Kesemuanya itu, memerlukan uang, sehingga melahirkan moneytheisme. Gaji yang kecil tidak mencukupi bagi pemujaan terhadap moneytheisme sehingga guru harus berhutang. Apalagi solidaritas sosial pada masyarakat Bali berkurang sehingga orang yang mengalami kesulitan keuangan tidak bisa mengandalkan bantuan orang lain, sehingga berhutang menjadi pilihan yang tepat. Akibatnya, berhutang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup manusia pada zaman globalisasi.
Kata kunci: globalisasi, berhutang, sistem kredit.